Anak malang bukan arek malang
(arema) walaupun keduanya mengandung kalimat yang sama tapi mempunyai
arti yang berbeda. Kalau arek malang adalah anak-anak muda dari malang
jawa timur, sedangkan anak malang adalah anak yang hidup sebatang kara
tanpa orang tua dan sanak saudara. Anak malang ini bukanlah anak haram,
dia adalah anak krakatau yang lahir pada tahun 1927, Tepatnya 40 tahun
setelah kepergian orangtuanya yang lenyap akibat gunung krakatau yang
meletus sangat dahsyat.
Sejak kepergian orangtuanya, Anak
malang atau anak krakatau ini tumbuh dalam kesendirian dan kesunyian,
diantara hilir mudik kapal-kapal yang melintas di perairan selat sunda.
Walaupun ditinggal pergi orangtuanya, Pertumbuhan anak malang krakatau
badannya semakin lama semakin membesar, pertumbuhan tingginya kurang
lebih sekitar 20 inci perbulan. Saat ini pertumbuhannya sudah mencapai
ketinggian kurang lebih sekitar 230 meter di atas permukaan laut.
Sementara orangtuanya yaitu gunung krakatau, sebelumnya hanya memiliki
tinggi kurang lebih 813 meter di atas permukaan laut.
Sejarah dunia memang telah mencatat
bahwa gunung krakatau mempunyai riwayat hidup yang sangat menakutkan
dan membuat trauma semua orang, Semua itu akibat letusan maha dahsyat
yang pernah terjadi sebelumnya. Karena berdasarkan riwayat hidup
keturunan krakatau bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat
besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus maha dahsyat yang menyisakan
sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut gunung krakatau purba (kakek
anak malang krakatau), dan merupakan induk dari gunung krakatau yang
meletus pada tahun 1883.
Catatan mengenai letusan gunung
krakatau purba yang diambil dari sebuah teks jawa kuno yang berjudul
pustaka raja parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi.
Isinya antara lain menyatakan :
Ada suara guntur yang
menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang
menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai
angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh
dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke
timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, pulau jawa
terpisah menjadi dua, menciptakan pulau sumatera
Pakar geologi Berend george Escher
dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang
diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut
disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut,
tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut,
dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga
perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar)
di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau
Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut
sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan
gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan
di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur
mendingin dan secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Letusan ini juga dianggap turut
andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia Purba, Transmutasi Kerajaan
Romawi ke Kerajaan Byzantium serta berakhirnya peradaban Arabia Selatan,
punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika
Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan
berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa
mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai
atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10
derajat selama 10-20 tahun.
Kondisi ini ternyata sama persis
dengan penjelasan Prof Arysio Santos dari Brazil, Arysio Santos telah
melakukan Penelitian selama 30 Tahun lamanya dan menemukan bukti
meyakinkan kepada dunia bahwa Situs Atlantis adalah Indonesia. bahwa
negeri besar Atlantis yang hilang lenyap tersebut terjadi akibat letusan
Gunung Berapi Krakatau, letusan gunung berapi ini sungguh luar biasa
dahsyatnya dan menjadi sumber dari bencana global yang diperkirakan
terjadi 11600 Tahun yang lalu. Gunung Krakatau purba meletus menimbulkan
rentetan gempa dan tsunami yang maha dahsyat,
seratus kali lebih besar dari bencana Aceh Tahun 2004, yang pada waktu
puncaknya akibat letusan gunung krakatau purba tersebut mengakhiri zaman
es.
Letusan gunung krakatau purba yang maha dahsyat
itu telah memunculkan gunung krakatau. Semua berawal dari Pulau Rakata,
yang merupakan satu dari tiga pulau sisa gunung krakatau purba kemudian
tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang
dikenal sebagai gunung krakatau. Kemudian, dua gunung api muncul dari
tengah kawah, bernama gunung danan dan gunung perbuwatan yang kemudian
menyatu dengan gunung rakata yang muncul terlebih dahulu. Perselingkuhan
ketiga gunung inilah yang disebut gunung krakatau dan melahirkan anak
krakatau atau anak malang krakatau.
Akibat perselingkuhan gunung
krakatau, maka pada hari senin, 27 Agustus 1883, tepatnya pada jam
10.20, terjadi ledakan maha dahsyat pada gunung tersebut. Ledakan
krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan
volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km.
Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau
Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Langka, India, Pakistan,
Australia dan Selandia Baru.
Akibat letusan itu telah
menghancurkan pasangan selingkuh pergunungan yakni gunung danan dan
gunung perbuwatan serta sebagian gunung rakata, dimana setengah
kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter.
Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa
saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya
karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut. Tercatat jumlah korban
yang tewas mencapai 36.417 orang.
Krakatau dan anak keturunannya
memang telah membuat kita trauma dengan peristiwa sejarah kelam
meletusnya gunung krakatau. Begitu banyak korban jiwa berjatuhan akibat
amukan gunung yang sungguh luar biasa itu. Apalagi kita juga tidak bisa
mencegah sebuah gunung supaya tidak meletus. Menurut Simon Winchester,
sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan krakatau yang dulu sangat
menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan
Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada
suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan anak
malang krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan
ini akan terjadi antara tahun 2015 s/d tahun 2083.
Bila kita melihat pertumbuhan anak
krakatau yang semakin lama semakin membesar bahkan bisa melebihi
ketinggian orangtua dan kakeknya, maka tentu kita bisa membayangkan,
andaikata anak malang krakatau ini meletus, tentu letusannya akan menggoncangkan
dunia, karena diperkirakan angka korban yang ditimbulkan akan lebih
dahsyat dari letusan kakek dan orangtuanya. Lalu kapan anak malang
krakatau ini akan meletus ? Manusia hanya mampu menganalisa dan
memprediksi kekuatan alam, Semua kita pasrahkan pada “TUHAN MAHA BESAR DAN MAHA MENGETAHUI
Sumber
Sumber
0 Komentar:
Post a Comment
Apabila Ada Pertanyaan, Report Link Rusak, Silahkan Berkomentar..
Blogger => Fast Respon
Facebook => Pending
No Respond For Anonimous Comment..
Terima Kasih ^^